1 Mei 2016

Belajar Nyeduh Kopi lewat Brewing and Blogging bareng Praketa Kopi Purwokerto

Aku bukan pecinta kopi. Aku penikmat kopi.
Bukan kopi tubruk, melainkan kopi instan. Yang untuk menikmatinya cuma butuh 4 tahapan saja yang aku sebut Tahap 4S : sobek bungkusnya, seduh isinya, sesap kopinya, sedaaap rasanya.
Tanpa keribetan proses seduh-menyeduh pakai alat yang baru aku tahu ternyata nama beken metode-nya "Manual Brewing".

Darimana aku tahu nama asing semacam Manual Brewing itu? Nahh begini, ada salah satu warung kopi Purwokerto yang berjasa mengenalkan aku dengan seluk-beluk kopi, alat-alat yang dipergunakan, dan metode penyeduhan yang salah satunya bernama Manual Brewing.

Yuk mari disimak...


Tepatnya tanggal 01 Mei 2016, PraketaKopi.com bersama OlipeOile.com mengadakan sebuah event bertajuk Brewing and Blogging  bersama para blogger seluruh Banyumas untuk merayakan satu tahun berdirinya coffee shop tersebut. Ngapain aja? Yang pati menyeduh kopi sendiri dan menuliskan pengalamannya di blog.


Posternya menggetarkan jiwa by OlipeOile.com

Kalau biasanya kita pesan kopi langsung disajikan di meja dan dibuat oleh barista. Hari ini dan baru hari ini aku bisa membuat kopi langsung di tempat bareng Pamong Praketa (sebutan barista di PraketaKopi) dan blogger-blogger ketjeh-nya Banyumas seperti mbak Olipe, mas Pradna, mas Agyl, mas Wawan, dan mas Fandy... Edyaaan.


Sekilas tentang Praketa Kopi

Praketa berasal dari bahasa Sansekerta, yang berarti pengetahuan. Pengetahuan juga berasal dari pengalaman. Praketa juga berarti sudut pandang. Penghargaan terhadap sudut pandang tiap orang mengenai kopi. Tanpa gula atau dengan gula, hitam atau dengan susu, seduh manual atau mesin espresso. Karena menikmati kopi bukan tentang benar atau salah, tetapi tentang segala rasa dan pengalaman yang mengitarinya. Bener loh, buktinya aku gak dipelototin diomelin sama Pamong Praketa waktu salah teknik hehehe...

Sebagai tambahan, konon katanya, Praketa Kopi menyediakan kopi yang dikenal dengan nama Single Origin. Apa sih itu? Single Origin adalah biji kopi yang dihasilkan oleh perkebunan di wilayah geografis tertentu yang memiliki keunikan karakter dan cita rasa tersendiri.


Review

Aku yang pengetahuan tentang kopi itu cuma seujung upil yowes matek giliran disuruh mencoba Manual Brewing alias bikin kopimu sendiri. Eniwei, jangan berharap banyak dariku, kanca-kanca.

Pertama-tama aku memilih kopi jenis Flores Bajawa. Menurut mas owner sekaligus pamong-nya, mas Indra dan mas Dimas, kopi Flores punya tingkat keasaman dan rasa pahit yang seimbang.
Dan untuk metode brewing-nya, aku memilih metode Clever.

Urutan penyeduhan menggunakan metode Clever:

1. Timbang biji kopi yang sudah dipilih sebanyak 22 gram. Timbangannya sambil diogrek-ogrek (?) biar pas.

2. Giling biji kopi di mesin penggiling (Funny Moment : aku yang notabene tiap hari pegangnya mesin penggiling padi ya kagok dong waktu disuruh pegang mesin giling kopi. Maaak iki piye?).

3. Lipat kertas penyaring (Funny Moment : ngelipat mukenah aja asal blusuk koh maning suruh lipat kertas saring. Ampuni adek, Bang).

4. Letakkan kertas saring di alat penyeduh yang disebut Clever itu tadi.

5. Tuang air panas (suhu nya berapa aku lupa) di sekeliling kertas hanya untuk membasahi.

6. Masukkan kopi yang sudah digiling tadi ke dalam Clever. Tuang air panasnya searah jarum jam secara perlahan...perlahan...perlahan. Jangan sampai putus alirannya. Tunggu selama 10 detik supaya air panas meresap ke dalam kopi. Lalu tambahkan lagi air panas sampai kopi terendam. (Funny Moment : Sayangnya aku gagal di teknik ini gaes, tanganku lemah tak bertenaga. Airnya kadang keluar terlalu banyak kadang terlalu sedikit).

7. Eh waktu dituang air panas, wajib banget ditimbang. (Funny Moment : aku kebablasen nuang air sampai timbangannya kelebihan).

8. Setelah kopi terendam penuh di Clever, masih harus didiamkan selama 4 menit. (Sambil nunggu, mari selfie).

9. Sajikan dengan cara menekan-nekan Clever ke gelas. Cara tekannya persis kayak lagi nyetempel.

Hasil kopi yang aku buat. Kopi Flores Bajawa rasanya cenderung asam. Benar kata mas Indra, yaiyalah. Pahitnya seimbang dengan rasa asamnya. Kalau ditambah sedikit gula rasa asamnya-nya jadi semakin kentara. Kalau kebanyakan gula malah kayak Marjan rasa jeruk dicampur Contrexin <~ ini yang aku alami.



Penampakan si "Clever"



Proses penggilingan padi kopi.



Proses "stempel".



Kopi dengan metode "Moka Pot" racikan mas Pradna.



Sedang diajari mas Indra.



Guayamuuuu...Sand.





Hasil racikanku yang kelihatannya sedaaap.
Kopi Flores Bajawa dengan metode Clever (rasa Marjan + Contrexin).


Pengalaman ngopi pertama aku yang sepertinya akan jadi pengalaman kedua, ketiga, dan seterusnya. Karena seperti yang aku bilang tadi, filososfi Praketa adalah pengetahuan berbasis pengalaman. Dari pengalaman kita belajar banyak hal dan bittersweet of life.

Bagi kalian yang pengin bergaya kayak aku merasakan pengalaman kopi yang beda, bisa dong datang ke Praketa Kopi di Jln. HR. Bunyamin No. 129 (belakang BNI Unsoed).

Kalau mau lihat-lihat penampakannya di IG bisa deh cari @Praketakopi dan OlipeOile (kalau mau cari teman ngopi).

Terakhir, selamat merayakan hari jadi yang pertama bagi Praketa Kopi. Mudah-mudahan senantiasa berbagi pengetahuan dan pengalaman yang bermanfaat.
Au revoir!


"Even bad coffee is better than no coffee at all"
-David Lynch-




(Disclaimer : Postingan ini diikutsertakan dalam lomba Brewing and Blogging with Praketa Kopi Purwokerto. Special thanks to mbak Olipe yang sudah berkenan mengabadikan momen 'cekrak-cekrek' dan membaginya denganku.)





2 komentar:

  1. pan nginum kopi ribet temen yah? tuku warung baelah, aja digawe ribet, hahaha

    BalasHapus
  2. awesome, asik bacanya saaan. duh, jadi pengen ngeblog lagi.

    BalasHapus

Sila tinggalkan jejak di sini. Cuap-cuap asal gak mengandung SARA juga diperbolehkan.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...