19 Des 2015

Teruntuk Teman Baik yang Kenangannya Sepekat Kopi




Saluton! Hari ini spesial nge-blog untuk special issueTeman Ajaib”.
Kenapa kopi? Karena seperti kopi, yang setiap sesapnya menimbulkan nikmat. Pahit dan manis dalam waktu yang sama. Life at best is bittersweet. Sounds right, heh? Begitupun hal yang sama dalam pertemanan.

Edisi ini hadir sebagai edisi kangen temen dan untuk memeriahkan postingan dari blog nya Riza tentang teman spesial dan aku memilih menuliskan beberapa teman masa SMA. Iya, jaman masih bisa alay tanpa harus malu karena alasan masih dalam proses pencarian jati diri. Ahem! Seperti sabda dari seseorang, “Alay adalah proses menuju pendewasaan”. Entah yang bikin quote ini emang rada geser otaknya or else *nyemil Froyo*. 

Demi apapun, gak tahu demi apa aku rela berhari-hari nulis dan stalking foto-foto kalian tanpa ijin (sumpah aku kayak kurang gawean banget). Hahaha... tapi kayak puas banget habis nulis ini. Maunya tulisan ini gak ada tamatnya tapi yha tapi aku kan sibuk dan femes gitu, nanti waktu buat fans-fans aku yang fanatik kapan dong ? *disambar buldozer* 

Peringatan : Postingan ini panjang banget loh. Sengaja aku gak bagi-bagi jadi beberapa part. Biar kalian baca semua sampai habis. Hahaha... biar kalian akui kalo aku pandai memanjang-manjangkan sesuatu (eh?).

(daftar ini aku susun menurut abjad biar ga ada yang kecewa kalo ditaruh di list paling buncit dan untuk menghindari hawa-hawa GE ER bagi yang aku pasang di daftar pertama. Nyiahahahahahauhuuhkkk. *keselek froyo*).


1. Christy (The Idealist)

Apapun yang dia utarakan selalu berakhir dengan “Christy selalu benar, nak!”. Salah satu pemikir yang sering dimintai pendapat. Logika berpikirnya kemungkinan sudah terasah dengan baik semenjak janin sehingga setiap kejadian yang membutuhkan pemahaman mendalam pasti dia mengerti. Biar begitu, belahan otaknya hanya muat untuk tiga orang saja ; Oki, Lia, dan Esa. Kemungkinan untuk membajak pikirannya bagiku serupa novel Catch-22 – no win solution

dokumen pribadi-nya Christy. 
Yelah, sekarang udah gak pribadi lagi dong, San

Partner abadi untuk kejahatan ringan adalah Riza. Beberapa kemarahan dari penghuni kelas XII IPA 2 juga tidaklah berpengaruh bagi kehidupannya. Karena seperti yang aku bilang, kredo nya adalah Christy selalu benar, nak!.

Orang yang jarang mengobrol dengan penduduk kelas apalagi kelompok BARAT --only DASGIL who know it-- dia sangat anti. She really is fond of Dan Brown. Da Vinci Code, Angels and Demons, Deception Point, Digital Fortress, The Lost Symbol, and Inferno. Semua kategori buku “berat” (serupa makna harafiah nya yang memang berat karena halamannya memang tebal-tebal) dia suka.

Tidak menyukai anak-anak. Lebih-lebih yang tampangnya dekil. Bukan berarti dia kejam, dia hanya terkena phobia. 

Pada saat-saat tertentu, kebaikannya bisa melebihi dewa. Hal itu yang aku maksud terjadi setiap tahun kabisat. 

Pelajaran yang tidak ada hitung-menghitung baginya  adalah sebuah masalah. Biologi, Bahasa Indonesia, dan Sejarah adalah kesalahan fatal bagi otak abu-abunya. Sesalah minum teh hijau pakai gula.


2. Lia (The Gossip Girl)

Wakil PASKIBRAKA tingkat kabupaten dari SMAPA. Dahulu kala jauh sebelum negara api menyerang, Lia selalu bermasalah dengan rambut. Karena dulu Lia punya rambut yang bagusnya dan keritingnya sebelas dua belas dengan model iklan shampoo (aku menggunakan majas ironi). Karena tidak tahan dengan pujian bertubi-tubi, akhirnya dia putuskan untuk menghancurkan rambut keritingnya itu menjadi rambut bondingan. Mengubah gaya dan nasib kupikir *dilempar ke kawah Merapi sama Lia*.

Lia adalah gadis yang ambisinya sangat besar untuk ber-ghibah.

Tanyakan padanya,”Kamu ada berita apa?”

Maka setelahnya kamu akan merasa seolah-olah sedang berbincang dengan host sebuah acara infotainment. Imbalan informasi tidak perlu uang ataupun popularitas, hanya semangkuk kesabaran untuk mendengarkan gossip yang entah benar entah salah.

Namun untuk perkara menjaga kerahasiaan curcol, dia juga patut diacungi jempol kaki. Rahasiamu aman kok di tangannya. Paling tidak kamu harus tetap membayar biaya bulanan untuk sekali curcol. 

Impian besarnya semasa SMA adalah menjadi bidan dari segala bidan (itu aku yang menambahkan). Walaupun sampai saat ini dia kuliah di bidang yang berbeda dari bidan. Sedangkan impian selepas kuliahnya adalah mendamba kekasih ideal sebagai imam keluarga. Sebagai catatan, impian itu hingga kini belum kunjung terwujud. Mungkin kamu mau mendaftar?


"mbak...mbak kameranya di sini..."


Kebiasaan Lia yang paling aku ingat adalah menyuruh-nyuruh siapapun hanya dengan isyarat tangan. Her slendering hand was always in my mind. Tanpa perlu sebutkan nama, gerakkan saja ujung jari dan ujung dagu ke arah yang dimaksud. Niscaya serupa santet, orang yang diperintah akan menurut.

Lia sangat percaya mitos, apapun yang serba misteri dialah yang jadi juaranya. Kredonya selalu, “ORA ILOK, San” , ketika aku makan roti di depan pintu kelas. Ketika ada yang bercerita tentang menolak lamaran seseorang. Ketika pakai baju hijau ke pantai Selatan. Ketika… ah sudah ya aku lelah.


3. Oki (The Celebrity)

Smokey eyes. High Heels. Skinny Curves. Mutitalented. All you can see from a model. It is now.

Careless. Over Confidence. Talented. It was then.

Orang ini adalah orang yang dianggap paling top (ya kalau tidak bisa dibilang gila) di gerombolanku. Mottonya, “I’ll be a diamond, diamond, and diamond. Si masa depan cemerlang gemilang.”

Oki adalah orang yang tingkat kepercayaan dirinya setaraf  Lady Gaga. Totalitas dalam seni teater, seni suara, dan bakat untuk hiperbol. 

Berprofesi sebagai apa saja. Terkadang beberapa teman melihatnya menjadi aktris, model, MC, dan kalau kepepet dia bisa jadi pemulung dadakan. Menurutnya yang penting halalan toyyibah. Kemungkinan itulah sebabnya Oki pernah muncul di acara milik Mas Rey...Rey...Rey...Naldi #eaaaa #eaaaa.

Didekatnya jangan harap kamu bisa meditasi. Pasalnya Oki senang menggelar konser dadakan tanpa peduli atmosfer ruangan. Terlebih ketika anak sekelasku sedang mengerjakan soal dari guru. Katanya kebutuhan akan hiburan saat mengerjakan tugas itu lebih penting daripada mengerjakannya. Setelah itu, Oki dirajam berjamaah.

Oki sangatlah cerdas dan cepat tanggap jika sudah menggabungkan kekuatan bersama Christy.

Ketika mereka menggabungkan kekuatan akan timbul guncangan baik di dunia manusia maupun di dunia gaib, kerusakan dimana-mana, tindakan yang serba destruktif akan terjadi, kemerosotan harga diri, dan degradasi moral. Oke, ini memang berlebihan. Esampai mana tadi.


"gaya paling pamungkas dan paling mutakhir era milenium... Agak terlihat sadistic gak sih ini?"

Kenangan baikku dengannya, kami selalu mengobrol dan berinovasi tentang sesuatu hal. Do you remember, Ki when we had lotsa chit-chat about portable WC ? We laughed at ourselves and imagined much about the idea of making it. Lols. I doubt you might forget but me not. It was fun seeing you laughing almost crying from ear to ear like nobody could bother us. After that, we imagined also to get such a Nobel Prize in science. Oh, God this was totally exaggerated.

Kenangan pada malam penuh suara misterius di rumah Oki. Dini hari bergantian tidur demi bisa tembus pendaftaran STAN. And our insanity that even went crazier day by day. We looked so awesome (exactly) though people told me recently, we are such ridiculous ones. Ah, they only envy us! Hahaha... that's the phrase you always answer. I always remember tho.

Sisi baik dari semuanya -- serupa hujan di tengah gersangnya musim paceklik -- Oki adalah orang yang benar-benar peduli dengan orang lain.


4. Riza (The Peculiar)

Jokes. Cranky thoughts.

Punya kecenderungan sangat besar terhadap segala yang berbau gepokan duit.


"kalau ada yang bilang 'a picture is worth a thousand words' maka beginilahh..."

Dalam darahnya mengalir rumus Matematika yang diyakini berasal dari ibunya yang seorang guru. Namun isi otaknya hanyalah berisi rumus-rumus Akuntansi dan Perpajakan yang digunakan lebih banyak untuk memanipulasi anggaran.

Tiga tahun sekelas dengan Riza, aslinya dia adalah kakak kelas aku yang mungkin jaraknya kira-kira dua abad lah. Dia masuk kelas X agak terlambat karena menghabiskan beberapa tahun pendidikan di pesantren. Namun, kematangan usia dan latar agamis rasanya tidaklah selalu berbanding lurus dengan tingkat 'kekaleman' seseorang. 

Pemerhati manusia yang sangat alami. Tidak ada yang luput dari serbuan komentar jahil Riza. Sebagian komentar bisa jadi benar, sebagian lainnya benar dan juga menyakitkan. Sampai dia akhirnya kena batunya. 
Kejadian bermula dari kedatangan guru Bahasa Jawa baru di kelas XII (aku gak menyebutkan nama ya. Lupa entah siapa nama gurunya. Maaf Ibu xD). Pada waktu itu, si Ibu berpenampilan lain dari bisanya karena yha yha sepatu beliau yang baru.

Lalu kamu tahu apa yang dilakukan Riza? Awalnya dia memerhatikan beliau tanpa berkedip. Setelah itu satu baris tempat duduk diajaknya bergosip tentang penampilan baru Ibu Guru. Sontak saja delapan anak kurang kerjaan (Chris, Fit, Li, Ok, Dit, Akuh, Riz, en Paujan) mengikuti kegilaan Riza. Kami bergunjing cekikikan kelojotan sambil bolak-balik melirik beliau sampai tanpa sadar Ibu Guru ini jadi salah tingkah lalu mendekati delapan anak gila. 

Beliau bertanya, "Mas Riza, wonten sing salah nopo teng Ibu?". Mas, ada yang salah apa di diri Ibu?

Riza yang jadi dalang dari semuanya merasa makjleb ditanyai. Merasa celilian, sang ustad abal-abal dan anak tujuh ini berdalih, "Mboten napa-napa kok Bu." 
Pesan moral : overseeing is hazardous for mental health.

Saat ini Riza bekerja di sebuah perusahaan di Semarang. Kenyataannya job desc Riza bukanlah seperti kebanyakan karyawan. Berangkat ke kantor artinya menikmati internet gratis untuk kepentingan apdet FB dan blog dengan komplimen gaji. Cerdas sekali bukan. Ahahaha...

Kalau kamu mau kenalan sama Riza dan ketularan tengil, dia juga punya blog [di sini].


5. Vaya (The Innocent)

The Script, Chelsea, and Infinite

Partner terbaikku dalam segala hal yang berhubungan dengan teori "Santai a la Phlegmatis". Beneran. Jadi sifat dominan kami berdua dikategorikan sebagai Phlegmatis kata tante Florence Littauer. Bedanya cuma sifat sekundernya, kombinasi antara Phlegm-Sanguin dan Phlegm-Melancholic. Jika Vaya Sanguinis, aku si Melankolis. 

Perpaduan ini boleh dibilang cinta damai. Buktinya kami berdua gak pernah ada berantem, jambak-jambakan, tendang-tendangan dan semacamnya yang acapkali normalnya terjadi dalam pasang surut pertemanan gadis-gadis remaja. Apeu deh bahasamu San. 

Vaya memang bukan tipikal gadis neko-neko dan menurutku dia tipe gadis yang hanya menginginkan perawatan tingkat rendah.


"waktu masih imut belasan tahun yang lalu..."

Permasalahan parahnya adalah karena kami cinta damai jadi semua hal yang membutuhkan keputusan cepat selalu berakhir dengan kata "T E R S E R A H".

Contohnya, 
Skenario : ketika lagi nge-moll.

Aktris : Vaya (V), Sandya (S)

V : (sedang kelaparan) "San, mau makan di mana?"

S : "Hah?" (sambil mikir. Mikir terus...mikir... lalu ketiduran)

V : "San?" (muka memelas. Gak sabaran. Hampir pingsan)

S  : "Di mana yah? Terserah kamu aja deh."

V : "Lha kamu maunya di mana? Aku sih terserah kamu aja ya. Kan kamu biasanya tau."

S : *brb meluncur nanya ke tukang parkir enaknya makan di mana*

      
Dialog di atas emang bener kejadian di dunia nyata. Kalo udah begitu buru-buru aja deh loncat dari lantai 35 (mana ada di pewete mah).

Kenyataannya aku mengenal Vaya dengan akrab malah selepas SMA. Dia meracuni aku dengan The Script, yang menurutnya band paling fenomenal dahsyat sealam semesta ini. Supaya aku juga jadi penggemar beratnya Bang Danny O'Donoghue. Tapi racun mana yang sanggup mengalahkan ke-frigid-an ku terhadap cowok-cowok matang selain Jim Carrey? 

Iya emang Jim Carrey. Emang kenapa kalo aku suka si Siluman Seribu Muka itu? Udah deh mangapnya. Situ oke?

Beberapa kali ikut personality test, kami berdua selalu mendapat hasil yang sama. Yang beda hanya zodiak dan shio. Dalam kehidupan maya, banyak yang mengaitkan jika kami bersaudara. Bahkan jika salah satu dari kami gak muncul di linimasa, orang lain pasti kaypoh bertanya, "Si Sandyaljepit kemana?", "Eh si Vaya mana?".

Polos bukan berarti gak tahu apa-apa. Walaupun dia gak punya bahkan gak bakalan mau pakai animal print legging, pengetahuan dia soal fashion dan gombel-gombelnya boleh diadu. 

Waktu kamu masih sibuk dan bingung gimana cara pake facebook bahkan gak kenal twitter, Vaya mainannya udah Looklet dan Tumblr. Semasa kamu gak tau apa itu yang namanya All for One, dia malah sudah khatam Rockwell. 

Teman yang lebih dari sekedar materi. Jadi berteman dengan Vaya adalah senikmat-nikmatnya dunia. BRAVO PLEGHMATICIAN !!!


6. Wildan (The Ultimate Rival) 
    
Bohong kalo dulu aku gak punya saingan. Dalam artian persaingan sehat. Orang ini selalu panggil aku dengan sapaan San-kun. Entah aku yang bodoh aja mau dipanggil dengan artikel "kun" atau memang Wildan yang kelewat pintar ngibulin. Penyebabnya mungkin karena aku selalu berpenampilan boyish. Ah, entahlah. 

Yang jelas, tolak ukur dari kemajuan belajarku semasa SMA adalah Wildan. Gak seambisius itu juga sih. Kalau lagi pengin saingan aja, selebihnya yhaa cuma buih-buih masa remaja yang senang kalo nilai pelajaran mengarang Bahasa Indonesia-nya lebih tinggi dari anak lain. Padahal sih, dulu aku itu kayak yang sering Ryoma-kun bilang, "mada mada da ne".

Hemm... menurut selentingan kabar yang beredar, Wildan hobi banget tidur dan ketiduran di kelas pas guru mengajar. Tapi tiap ditanya oleh si guru, dia pasti tahu jawabannya (dijawab dengan mata agak beler).


"Hello, It's me..." Adele versi cowok.

Dia termasuk orang yang cukup freak. Sering kasih pertanyaan yang ujung-ujungnya malah jadi berdebat. Pernah punya band yang namanya sangat njowoni dan gak tahu nasib band-nya ini gimana usai lulusan #peaceDankun .
Punya buku tentang rahasia air yang super duper kece yang daridulu mau aku culik tapi takut dosa dan takut ketahuan.
Punya kegilaan yang tarafnya tiga level di bawah aku (teteup gak mau kalah). 
Punya cita-cita yang sama denganku dulu setelah lulusan yang ajaibnya lagi sama-sama gak kesampaian (yes, we almost nailed it but totally failed because of fate yah Dan-kun. Kayaknya dulu kita terlalu menggebu-gebu hahaha). 


7. Yoshi (The 4K Guy)

Komputer. Konsol game. Kamera. Kaffein.

Kehidupannya beredar di seputar galaksi 4K sehingga jika disatukan partikel yang melekat selalu berbau “kreatif”. 

Aku mengenal Yoshi sama seperti Vaya malah setelah lulus SMA. Setia membalas pesan singkatku yang bahkan gak pernah singkat :D. Pernah, usai UAN aku dan Yoshi non-stop selama satu minggu mengobrol lewat pesan singkat. Topiknya kalau tidak salah ingat entah hal-hal aneh semacam Eragon, Photoshop, games, dan blah blah blah dan dia ini ajaibnya mau diajakin ngobrol ngalor-ngidul ora nggenah walaupun balasnya kebanyakan cuma "wkwkwkwk". Kesian deh lu, San.

"Mungkin dia lelah" ~> kalimat kekinian yang juga amat pas menggambarkan keadaan Yoshi waktu dibombardir serangan obrolan Sansanwawa. Yang sabar yha... ahahaha.


ini foto yang paling hacep menurutku Yosh hahaha...

Kegemarannya nonton film juga gak bisa dibilang normal. Film dari jenis science fiction, fantasy, dan action dia suka apalagi kalau Savant Syndrome-nya sedang kambuh bisa mencerocos tentang film itu sampai lima hari kemudian.

Online games baginya adalah pacar pertama. Kedua, ketiga, sampai seterusnya sila tanya sendiri. Karena profesinya di bidang desain grafis dan fotografi, maka tak heran kalau Yoshi pro memencet tombol shutter kamera bahkan mungkin hatimu #ceileee. Iya, kamu.

Kekurangannya satu. Level kegalauannya lebih banyak daripada stiker-stiker galau James di LINE dan ketika galau wajahnya sangat ((MEMEABLE)) *ampun kakaa*. Ohiya, aku pernah menggambar sketsanya [di sini]. Masih banyak keanehan Yoshi lainnya tapi aku gak mau lah nanti dia jadi turun pasaran dan katanya, tingkat kegantengannya bisa menurun drastis gara-gara postingan ini. Hehe...

***

Nah, inilah. Teman-teman ajaib yang sejak tahun lalu aku janjikan bakalan muncul mengisi blog post aku. Yang mungkin saja kalau gak sempat ditulis, sekerjap kenangannya akan sedikit terkikis seiring borosnya RAM otak aku yang jarang di-upgrade

Walaupun kalian sekarang udah gak tahu lagi terdampar di mana. Walaupun kalian sekarang mungkin aja udah lupa muka aku kayak gimana. Walaupun kalian sekarang punya teman-teman baik versi kalian sendiri juga.

Christy, Lia, Oki, Riza, Vaya, Wildan, Yoshi 
(biarpun ini sedikit norak)

I'm in love... with you...my bestfriends.



~Friendship is born at that moment when one man says to another: "What? You too? I thought that no one but myself..." ~

- C.S Lewis, The Four Loves




5 komentar:

  1. deneng nyong ora ana sandick ??

    BalasHapus
  2. wkwkwkwk, saya keluar yah???

    kapan-kapan bikin ahh..

    @wardi: bayar war, kaya kie nyong ngendors sandya loh kon metu

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ada dong, kalo yg orang aneh2 pasti aku masukin di sini.

      Janji bikin pas bulan februari malah baru desember jadi hahaha...

      Hapus

Sila tinggalkan jejak di sini. Cuap-cuap asal gak mengandung SARA juga diperbolehkan.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...