20 Sep 2010

I am a Work in Progress -Rene CC-



Saya menukil dari Kompas tulisan Rene Suhardono, pengasuh kolom #UltimateU. Karena bagus jadi saya tuliskan lagi di sini sebagai pengingat. 


Saat dilahirkan, saya bayangkan ada sebuah jam pasir dengan nama kita mulai bergerak dan mengucurkan isinya ke ruang yang masih kosong. Tidak ada yang tahu besar lubang di antara dua ruang tempat pasir mengalir. Dan tidak ada yang bisa menghentikan aliran pasir tersebut. Hidup harus terus berjalan hingga butiran pasir terakhir berpindah. That’s life. Our lives are work in progress.


Live is meant for living. Kehidupan sering kali disalahkaprahkan dengan “persiapan menjalani kehidupan.” Sebagian manusia tergesa-gesa mengejar “kesuksesan” tanpa merasakan kehidupan itu sendiri. Pelajar tidak sabar menempuh jenjang kuliah. Mahasiswa tidak sabar untuk bekerja memperoleh gaji pertama. Karyawan tidak sabar jadi manajer dengan gaji lebih besar.dan boss tidak sabar menjadi lebih berkuasa dan punya uang berlimpah. Sounds familiar?

The process to get there is more valuable than actually reaching the destination. Hari ini adalah besok yang dikhawatirkan kemarin. Saat berlomba mencapai tujuan-tujuan “kesuksesan”, pernah terpikir apa yang dirasakan saat tujuan tersebut tercapai? Apakah juga pernah bertanya makna tujuan-tujuan tersebut bagi diri sendiri? Kenapa persiapan masa depan harus menghalangi kita menikmati hari ini?

Master of the future and guardian of the past. Sahabat dekat yang saya sayangi dan saya kagumi, Dinda Nawangwulan, meniti kehidupan dengan berani sekaligus berserah diri. Sebagai seorang cancer-survivor dan aktivis pink-ribbon, Dinda berujar bahwa bukan kesembuhan yang memberikan makna terbesar namun perjalanan sejak sakit, sembuh, hingga hari ini. Keyakinan yang sama juga dipegangnya saat harus ditinggal suami tercinta, sahabat terbaik saya, Alex Abimanyu. Dinda telah berhasil memaknai masa lalu, menatap masa depan dan menikmati hari ini. Bagaimana dengan Anda?

Accept the fact that we are all works in progress. Dalam hal mensyukuri, (sekaligus menikmati) hidup, saya belajar banyak dari sahabat muda saya, Doni Priliandi. Ketidaktahuan, ketidakpahaman dan ketidakmampuan bukan alasan keputus-asaan. Bagi Doni, untuk TAHU, PAHAM dan MAMPU bukanlah tujuan namun sekadar bagian dari work-in-progress bernama kehidupan.
Sebelum berpikir njelimet soal definisi sukses dan segala bentuk lambang kesuksesan pastikan Anda memahami MAKNA atas segala hal yang Anda pikirkan dan inginkan. God simply ask us to be the best version of ourselves.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sila tinggalkan jejak di sini. Cuap-cuap asal gak mengandung SARA juga diperbolehkan.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...