25 Okt 2010

Siapa yang Gila ?



Dunia sudah GILA!!!!! Akh, atau saya sebenarnya yang gila? Atau malah orang-orang sekitar saya? Lingkungan? Alam? Semua manusia kah?



Saya mulai terpengaruh isu ini akibat terlalu sering membaca headline di koran-koran tentang kejahatan yang semakin marak saja. Mulai dari perampokan, penodongan, pemerkosaan, penganiayaan, terorisme, dan tentu saja korupsi. Apa para pelaku kejahatan itu sudah gila? Gak waras?


Eits, tapi tunggu dulu. Sebelum berbicara tentang dunia yang sudah gila, apa sih arti dari gila itu sendiri? Kita selalu mengoceh betapa gila nya guru/dosen ketika mereka memberi tugas yang seabrek banyaknya. Lalu, ketika ada sepeda motor yang dengan nekatnya ngebut dan hampir menyerempet, maka dengan sewotnya kita berteriak,”Gila… lu ya!!!”.
Itu baru gila yang diungkapkan secara verbal. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, gila  adalah sakit ingatan, sakit jiwa—karena menderita tekanan batin yang sangat berat--, dan tidak masuk akal. Namun, apakah sesederhana itu definisi gila?


Saya lalu ingat teman saya, Yoni Rakasiwi, pernah mengungkapkan masalah kegilaaan itu. Menurutnya, di dunia ini ada dua macam kategori gila. Yaitu, gila dengan indeks -1 dan indeks +1. Seandainya orang normal  diberi indeks 0, maka yang dimaksud pertama adalah orang-orang yang benar-benar gila sesuai harfiahnya. Contohnya adalah orang-orang yang menghuni Rumah Sakit Jiwa, penderita schizophrenia, lalu orang-orang yang diangggap gila karena terganggu mentalnya , dan sebagainya. Gila semacam ini memang sudah biasa ditemui di masyarakat dan berkonotasi negative. Oleh sebab itulah disebut -1.


Lalu, bagaimana dengan gila indeks +1?
Nah, gila +1 ditujukan bagi orang-orang yang dengan gilanya berhasil membuktikan bahwa kegilaan mereka mampu menghasilkan sesuatu yang inovatif dan bermanfaat. Sebut saja, Bill Gates dengan Microsoft sebagai ide gilanya. Lalu orang-orang yang mengandalkan hobi ‘gila’nya sebagai ladang mencari nafkah. Pemikiran-pemikiran tidak wajar dari para ahli filsuf, ilmuwan, atau inventor juga dikategorikan mempunyai indeks 1. Yang jelas, konotasinya disini positif.


Jika benar demikian, pertanyaan yang muncul kemudian adalah apakah dunia ini sudah dipenuhi orang-orang gila? Tidak peduli mau ber-indeks -1 atau 1.


Saya percaya bahwa dunia ini diciptakan seimbang. Ada kejahatan ada kebaikan. Ada yang cantik ada yang buruk. Ada yang miskin dan ada yang kaya. Tetapi, apakah yang gila juga harus  bersaing? Lalu bagaimana dengan orang-orang normal? Apakah mereka harus terhimpit oleh persaingan dari dua indeks gila itu?


Sebagai contoh, kita anggap saja para koruptor itu adalah orang gila dengan indeks -1. Kalau boleh diperjelas gila harta. Kemudian, sebagai lawannya adalah para pemberantas korupsi. Mereka bisa dibilang sebagai penggila indeks 1, yang mati-matian dan dengan cara gila apapun ingin memberantas apa yang namanya korupsi. Sedangkan yang normal, masyarakat yang tiap harinya disuguhi cerita tentang pertarungan si duo gila. Lantas, apa yang didapat si normal? Ya sami mawon. Ujung-ujungnya jadi gila juga. Bosan dengan tayangan yang itu-itu saja. Menjadi orang apatis, kemudian gak pedulian.


Yang normal pun bisa jadi gila ketika disuguhi beragam kemewahan dan fasilitas. Jadi gila harta, gila uang, gila jabatan, dan gila tenar. Yang punya indeks +1 pun bisa berubah jadi -1 ketika nilai plus mereka gak disertai keimanan. Lalu apa? Berarti benar kan, kalau dunia ini sudah dipenuhi orang gila. Selagi saya was-was dengan keadaan yang seperti itu, lagi-lagi batin saya berbisik, “Lalu kamu golongan yang mana? Yang negatif, positif, normal, atau malah imajiner yang bisanya cuma mengumpat?”
Nah, lo?

1 komentar:

  1. which 'gila' am i? i won't choose! let people choose it for me =)

    BalasHapus

Sila tinggalkan jejak di sini. Cuap-cuap asal gak mengandung SARA juga diperbolehkan.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...